Sunday, January 17, 2016

Mancing Mania

Seharusnya saya menulis ini di awal tahun, Tapi kok ya males, terus lupa deh. Saat liburan awal tahun kemarin, pasangan mengajak saya dan anak-anak mancing. Lokasinya tidak jauh dari rumah. Dan bukan tempat khusus pemancingan. Cuma sebentuk kubangan besar. Pasangan selalu melewati daerah ini setiap kali pulang bekerja. Dan menurutnya, banyak anak memancing disitu. Waktu kami datang, memang banyak anak yang sedang memancing. Sejujurnya, saya tidak suka memancing karena tidak sabar menunggu dan geli dengan umpan (cacing) yang dipakai. 



Chaska yang seumur-umur cuma lihat memancing dari televisi coba ikut memancing. Tapi, kail belum bergerak sudah ditarik. Begitu terus, berulang-ulang. Saya gemas. "Chaska, biarin aja pancingannya ngga usah ditarik terus." Belum lagi, Chaska ribut cari posisi yang nyaman. Duh!



Nah, pasangan yang justru kelihatan bahagia sekali. Dulu, sewaktu seumur Chaska sekarang, beliau memang hobi mancing di sawah, kali. Ini semacam mengenang masa kecil. 
Pasangan berhasil dapat tiga ikan betok.



Sambil menunggu ayahnya memancing, saya ajak anak-anak lihat daun talas. Saya meneteskan air di daun talas dan anak-anak takjub. Kok bisa, airnya ga jatuh, kata mereka. Saya dan anak-anak cuma bertahan satu jam. Kami pun pulang duluan, meninggalkan ayah yang masih asyik memancing. 

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...