Friday, March 11, 2016

Chaska dan Karate

Saya ingin anak-anak memiliki keahlian berenang dan bela diri. Sudah sejak lama saya membujuk Chaska untuk ikut karate. Kenapa karate? Karena tempat latihannya cukup dekat dari rumah. Ya, sebenarnya tidak masalah mau ikut apa asal anak punya kemampuan bela diri. Setiap kali saya bujuk, Chaska selalu menolak. Sampai saya berpikir untuk ikut mendaftar supaya Chaska mau belajar. Awal tahun, tiba-tiba Chaska minta didaftarkan latihan karate. Saya pun girang. 

Chaska baru mulai latihan pertengahan Januari. Karena sewaktu mendaftar, tiga kali latihan berikutnya diliburkan karena ada pertandingan. Jadi, saya pikir, Chaska mulai latihan setelah pertandingan saja. Sejujurnya saya tidak terlalu berharap Chaska betah mengikuti karate. Mengingat Chaska kurang minat dengan bidang olahraga. Tapi tak apalah, siapa yang tahu, kan? Latihan karate seminggu tiga kali dengan durasi dua jam. Syukurnya, sampai sekarang Chaska masih bertahan mengikuti latihan. Saya menduga karena Chaska mendapat banyak teman yang seusia. Jadi, dia betah-betah saja. 

Nah, saya memahami kalau kecerdasan kinestetis Chaska kurang kuat. Jadilah, setiap latihan. saya cuma bisa cengar cengir. Chaska agak lama menerima instruksi dari senpai mengenai gerakan tertentu. Juga kesulitan membedakan mana kanan kiri. Meskipun begitu, Chaska cukup tabah. Tidak lantas ngambek minta berhenti. Yah, paling tidak energi berlebihnya Chaska bisa tersalurkan. Setiap kali selesai latihan karate, tidur malamnya lebih nyenyak. Makannya pun lebih banyak. 



No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...