Thursday, August 11, 2016

Festival Habibie di Museum Nasional, 11-14 Agustus 2016

Obat tidur terbaik: membawa anak-anak ke museum

Satu hari pasangan mengirim pesan teks tentang Habibie Festival yang merupakan pameran iptek dan inovasi di Museum Nasional. Pameran tersebut diselenggarakan untuk menghormati pengabdian BJ Habibie dalam ilmu pengetahuan di Indonesia. Klik disini untuk informasi lebih lanjut ya.

Saya memilh datang pada hari pertama pameran dengan harapan bisa bertemu atau minimal melihat BJ Habibie sewaktu acara pembukaan. Sayang, gagal karena ribet urus ini itu sebelum keberangkatan. Kami berangkat menggunakan kereta commuterline lalu disambung naik bis wisata menuju Museum Nasional. Saya pikir karena hari kerja, museum dan pameran akan sepi. Ternyata, luar biasa ramai dengan anak sekolah. 


Tujuan awal ke museum karena ingin lihat Habibie Festival. Tapi, saya pikir sekalian lihat koleksi Museum Nasional lah. Biar anak-anak tahu, hiburan itu tidak selalu dari pusat perbelanjaan. Sayangnya, tidak semua koleksi kami lihat karena Kauri rewel minta keluar. Belum lagi, saya juga mulai lelah. Jadilah, saya dan Kauri keluar lebih dahulu. Chaska dan tantenya tinggal lebih lama. 





Nah, sekarang ke tujuan utama: Habibie Festival. Kami mampir ke beberapa booth seperti produsen tekstil untuk pakaian militer dan melihat miniatur kapal buatan PAL Indonesia.




Di booth robotik anak-anak mencoba beberapa hasil karya yang dipamerkan seperti tangan robot dan mata Batman yang bisa lirik kanan kiri. Di sebelah booth robotik, ada drone. Saya ingin lihat tapi kondisi agak ramai jadi kami pindah ke booth selanjutnya. Nah, Pindad rupanya ikut pameran. Anak-anak memegang dan mencoba bergaya dengan beberapa senapan. Lalu, kami mampir ke PT Dirgantara Indonesia.




Sebelum pulang, saya ingin Chaska melihat planetarium mini. Saya lihat antrian sudah panjang. Saya bertanya ke petugas apakah harus daftar dahulu. Sebenarnya ya, kata petugas. Tapi, kalau antrian yang ini Chaska bisa masuk, maka bisa ikut. Beruntung, Chaska bisa. Malah, saya dan Kauri juga bisa masuk. Di dalam planetarium mini ini, kami dan pengunjung lain tiduran menghadap langit-langit yang berfungsi sebagai layar. Film pendek pun diputar. Film bercerita tentang aurora borealis, nebula dan stardust. Saat melihat nebula dan stardust, saya seolah-olah sedang berada di pesawat luar angkasa berkaca jernih lho (ini berkhayal banget). Plus, bisa rebahan setelah mondar mandir di museum XD.





Tak lengkap kalau belum foto di depan museum. Kami pun pulang dengan hati senang dan badan remuk redam.


Sebagai tambahan, Chaska ikut pelatihan coding untuk anak-anak di hari Sabtu. Tapi, kali ini ayahnya yang akan menemani Chaska. 

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...